watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

SEKANDAL DOSEN DAN PEMBANTU

Cerita ini terjadi saat saya kuliah dulu. Saya saat
itu sangat pemalu dan tidak banyak teman
wanita. Ceritanya begini, pada waktu ujian
tengah semester, saya dipanggil ke rumah
dosen wanita yang masih agak muda, sekitar 26
tahun. Ia juga lulusan dari perguruan tinggi
tersebut. Dipanggil ke rumahnya karena saya
diminta untuk mengurus keperluan dia, karena
dia akan ke luar kota. Malam harinya saya pun ke
rumahnya sekitar jam 7 malam. Saat itu
rumahnya hanya ada pembantu (yang juga
masih muda dan cantik). Suaminya ketika itu
belum pulang dari rapat di puncak.
Saat saya membuka pintu rumahnya, saya agak
terbelalak karena dia memakai gaun tidur yang
tipis, sehingga terlihat payudara yang
menyumbul keluar. Saat saya perhatikan, dia
ternyata tidak memakai BH. Terlihat saat itu buah
dadanya yang masih tegar berdiri, tidak turun.
Putingnya juga terlihat besar dan kemerahan,
sepertinya memiliki ukuran sekitar 36B. Sewaktu
saya sedang memperhatikan Dosen saya itu,
saya kepergok oleh pembantunya yang ternyata
dari tadi memperhatikan saya. Sesaat saya jadi
gugup, tetapi kemudian pembantu itu malah
mengedipkan matanya pada saya, dan
selanjutnya ia memberikan minuman pada saya.
Saat ia memberi minum, belahan dadanya jadi
terlihat (karena pakaiannya agak pendek), dan
sama seperti dosen saya ukurannya juga besar.
Kemudian dosen saya yang sudah duduk di
depan saya berkata, (mungkin karena saya
melihat belahan dada pembantu itu) “Kamu
pingin ya “nyusu” sama buah dada yang
sintal..?”
Saya pun tergagap dan menjawab, “Ah…
enggak kok Bu..!”
Lalu dia bilang, “Nggak papa kok kalo kamu
pingin.., Ibu juga bersedia nyusuin kamu.”
Mungkin karena ia saya anggap bercanda, saya
bilang saja, “Oh.., boleh juga tuh Bu..!”
Tanpa diduga, ia pun mengajak saya masuk ke
ruang kerjanya.
Saat kami masuk, ia berkata, “Andre, tolong liatin
ada apaan sih nih di punggung Ibu..!”
Kemudian saya menurut saja, saya lihat
punggungnya. Karena tidak ada apa-apa, saya
bilang, “Nggak ada apa-apa kok Bu..!”
Tetapi tanpa disangka, ia malah membuka
semua gaun tidurnya, dengan tetap
membelakangiku. Saya lihat punggungnya yang
begitu mulus dan putih. Kemudian ia menarik
tangan saya ke payudaranya, oh sungguh
kenyal dan besar. Kemudian saya merayap ke
putingnya, dan benar perkiraan saya, putingnya
besar dam masih keras.
Kemudian ia membalikkan tubuhnya, ia
tersenyum sambil membuka celana dalamnya.
Terlihat di sekitar kemaluannya banyak
ditumbuhi bulu yang lebat.
Kemudian saya berkata, “Kenapa Ibu membuka
baju..?”
Ia malah berkata, “Sudah.., tenang saja!
Pokoknya puaskan aku malam ini, kalau perlu
hingga pagi.”
Karena saya ingin juga merasakan tubuhnya,
saya pun tanpa basa-basi terus menciuminya
dan juga buah dadanya. Saya hisap hingga ia
merasa kegelian. Kemudian ia membuka pakaian
saya, ia pun terbelalak saat ia melihat batang
kejantanan saya.
“Oh, sangat besar dan panjang..! (karena ukuran
penis saya memang besar, sekitar 17 cm dan
berdiameter 3 cm)”
Dosen saya pun sudah mulai terlihat atraktif, ia
mengulum penis saya hingga biji kemaluan
saya.
“Ah.. ahh Bu… enak sekali, terus Bu, aku belum
pernah dihisap seperti ini..!” desah saya.
Karena dipuji, ia pun terus semangat memaju-
mundurkan mulutnya. Saya juga meremas-
remas terus buah dadanya, nikmat sekali kata
dosen saya. Kemudian ia mengajak saya untuk
merubah posisi dan membentuk posisi 69.
Saya terus menjilati vaginanya dan terus
memasukkan jari saya.
“Ah.. Andre, aku sudah nggak kuat nih..! Cepat
masukkan penismu..!” katanya.
“Baik Bu..!” jawab saya sambil mencoba
memasukkan batang kemaluan saya ke liang
senggamanya.
“Ah.., ternyata sempit juga ya Bu..! Jarang
dimasukin ya Bu..?” tanya saya.
“Iya Andre, suami Ibu jarang bercinta dengan
Ibu, karena itu Ibu belum punya anak, ia pun
juga sebentar permainannya.” jawabnya.
Kemudian ia terus menggelinjang-gelinjang saat
dimasukkannya penis saya sambil berkata,
“Ohh… ohhh… besar sekali penismu, tidak
masuk ke vaginaku, ya Ndre..?”
“Ah nggak kok Bu..” jawab saya sambil terus
berusaha memasukkan batang keperkasaan
saya.
Kemudian, untuk melonggarkan lubang
vaginanya, saya pun memutar-mutar batang
kemaluan saya dan juga mengocok-ngocoknya
dengan harapan melonggarkan liangnya. Dan
betul, lubang senggamanya mulai membuka
dan batang kejantanan saya sudah masuk
setengahnya.
“Ohhh… ohhh… Terus Ndre, masukkan terus,
jangan ragu..!” katanya memohon.
Setelah memutar dan mengocok batang
kejantanan saya, akhirnya masuk juga rudal
saya semua ke dalam liang kewanitaannya.
“Oohh pssfff… aha hhah.. ah…” desahnya yang
diikuti dengan teriakannya, “Oh my good..!
Ohhh..!”
Saya pun mulai mengocok batang kemaluan
saya keluar masuk. Tidak sampai semenit
kemudian, dosen saya sudah mengeluarkan
cairan vaginanya.
“Oh Andre, Ibu keluar…” terasa hangat dan
kental sekali cairan itu.
Cairan itu juga memudahkan saya untuk terus
memaju-mundurkan batang keperkasaan saya.
Karena cairan yang dikeluarkan terlalu banyak,
terdengar bunyi, “Crep.. crep.. sleppp.. slepp..”
sangat keras. Karena saya melakukannya sambil
menghadap ke arah pintu, sehingga terdengar
sampai ke luar ruang kerjanya.
Saat itu saya sempat melihat pembantunya
mengintip permainan kami. Ternyata pembantu
itu sedang meremas-remas payudaranya sendiri
(mungkin karena bernafsu melihat permainan
kami). Oh, betapa bahagianya saya sambil terus
mengocok batang keperkasaan saya maju
mundur di liang vagina dosen saya. Saya juga
melihat tontonan gratis ulah pembantunya yang
masturbasi sendiri, dan saya baru kali ini melihat
wanita masturbasi.
Setelah 15 menit bermain dengan posisi saya
berada di atasnya, kemudian saya menyuruh
dosen saya pindah ke atas saya sekarang. Ia pun
terlihat agresif dengan posisi seperti itu.
“Aha.. ha.. ha…” ia berkata seperti sedang
bermain rodeo di atas tubuh saya.
15 menit kemudian ia ternyata orgasme yang
kedua kalinya.
“Oh, cepat sekali dia orgasme, padahal aku
belum sekalipun orgasme.” batin saya.
Kemudian setelah orgasmenya yang kedua,
kami berganti posisi kembali. Ia di atas meja,
sedangkan saya berdiri di depannya. Saya terus
bermain lagi sampai merasakan batas dinding
rahimnya.
“Oh.. oh.. Andre, pelan-pelan Ndre..!” katanya.
Kelihatannya ia memang belum pernah
dimasukan batang kemaluan suaminya hingga
sedalam ini. 15 menit kemudian ia ternyata
mengalami orgasme yang ketiga kalinya.
“Ah Andre, aku keluar, ah… ah… ahhh…
nikmat..!” desahnya sambil memuncratkan
kembali cairan kemaluannya yang banyak itu.
Setelah itu ia mengajak saya ke bath-tub di
kamar mandinya. Ia berharap agar di bath-tub
itu saya dapat orgasme, karena ia kelihatannya
tidak sanggup lagi membalas permainan yang
saya berikan. Di bath-tub yang diisi setengah itu,
kami mulai menggunakan sabun mandi untuk
mengusap-usap badan kami. Karena dosen saya
sangat senang diusap buah dadanya, ia terlihat
terus-terusan bergelinjang. Ia membalasnya
dengan meremas-remas buah kemaluan saya
menggunakan sabun (bisa pembaca rasakan
nikmatnya bila buah zakar diremas-remas
dengan sabun).
Setelah 15 menit kami bermain di bath-tub, kami
akhirnya berdua mencapai klimaks yang
keempat bagi dosen saya dan yang pertama
bagi saya.
“Oh Andre, aku mau keluar lagi..!” katanya.
Setelah terasa penuh di ujung kepala penis saya,
kemudian saya keluarkan batang kejantanan
saya dan kemudian mengeluarkan cairan lahar
panas itu di atas buah dadanya sambil
mengusap-usap lembut.
“Oh Andre, engkau sungguh kuat dan partner
bercinta yang dahsyat, engkau tidak cepat
orgasme, sehingga aku dapat orgasme berkali-
kali. ini pertama kalinya bagiku Andre. Suamiku
biasanya hanya dapat membuatku orgasme
sekali saja, kadang-kadang tidak sama sekali.”
ujar dosen saya.
Kemudian karena kekelalahan, ia terkulai lemas di
bath-tub tersebut, dan saya keluar ruang
kerjanya masih dalam keadaan bugil mencoba
mengambil pakaian saya yang berserakan di
sana.
Di luar ruang kerjanya, saya lihat pembantu
dosen saya tergeletak di lantai depan pintu
ruangan itu sambil memasukkan jari-jarinya ke
dalam vaginanya. Karena melihat tubuh
pembantu itu yang juga montok dan putih
bersih, saya mulai membayangkan bila saya
dapat bersetubuh dengannya. Yang menarik dari
tubuhnya adalah karena buah dadanya yang
besar, sekitar 36D. Akhirnya saya pikir, biarlah
saya main lagi di ronde kedua bersama
pembantunya. Pembantu itu pun juga
tampaknya bergairah setelah melihat permainan
saya dengan majikannya.
Saya langsung menindih tubuhnya yang
montok itu dengan sangat bernafsu. Saya
mencoba melakukan perangsangan terlebih dulu
ke bagian sensitifnya. Saya mencium dan
menjilat seluruh permukaan buah dadanya dan
turun hingga ke bibir kemaluannya yang
ditumbuhi hutan lebat itu. Tidak berapa lama
kemudian, kami pun sudah mulai saling
memasukkan alat kelamin kami. Kami bermain
sekitar 30 menit, dan tampaknya pembantu ini
lebih kuat dari majikannya. Terbukti saat kami
sudah 30 menit bermain, kami baru
mengeluarkan cairan kemaluan kami masing-
masing. Oh, ternyata saya sudah bermain seks
dengan dua wanita bernafsu ini selama satu
setengah jam. Saya pun akhirnya pulang dengan
rasa lelah yang luar biasa, karena ini adalah
pertama kalinya saya merasakan bercinta
dengan wanita.


Adult | GO HOME | Exit
1/1525
U-ON

inc Powered by Xtgem.com